Minggu, 14 Februari 2010

Kepemimpinan

Membangun Kepemimpinan
Atep Arasid. S.Pd

Apakah kepemimpinan itu bakat yang dibawa sejak lahir atau diciptakan melalui proses pembelajaran? Perdebatan tersebut sebenarnya sudah berakhir dengan kesimpulan bahwa seorang pemimpin harus diciptakan melalui proses pembelajaran, pelatihan, atau pendidikan. Kesimpulan itu punya dalih sangat kuat termasuk salah satunya berupa The Law of Universe bahwa setiap orang akan dinobatkan menjadi pemimpin terlepas ia siap atau tidak siap. Dalam kehidupan kalian, yang paling hampir bisa dipastikan, kalian akan menjadi pemimpin keluarga.
Setiap orang ditakdirkan menjadi pemimpin meskipun pada saat yang sama setiap orang membutuhkan pemimpin ketika ia harus berhadapan untuk menciptakan solusi hidup di mana kemampuan, keahlian, dan kekuatannya dibatasi oleh sekat yang ia ciptakan sendiri dalam posisinya sebagai bagian dari komunitas. Tidak saja negara yang diwarnai demontrasi brutal, tetapi institusi keluarga pun jika kepemimpinan tidak ditemukan, maka kesanggupannya hanya melahirkan bayi-bayi biologis tanpa warisan nilai.
Seberat apapun tugas kalian sebagai pemimpin, terlepas dari formal - non formalnya atau skala besar - kecilnya, maka yang perlu kalian lakukan adalah menciptakan persiapan sempurna menjelang peluang menjadi pemimpin datang. Persiapan adalah bagian dari solusi mental sebelum solusi konkrit harus kalian lakukan. Bahkan seringkali peluang apapun baru bisa kalian dapatkan setelah kalian memiliki persiapan mental yang layak untuk menerimanya. Sayangnya bagi sebagain besar individu terkadang justru peluang yang dikejar habis-habisan sementara persiapan mental tidak dilakukan.

1. Belajar Siap Dipimpin
Dalam hal kepemimpinan, dunia ini hanya memberikan dua pilihan antara kalian dipimpin atau memimpin sesuai dengan kapabilitas, kualitas, dan kekuatan kalian. Kekacauan akan segera terjadi ketika kalian dipimpin tetapi melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan pemimpin atau sebaliknya.
Untuk menjadi pemimpin, maka kalian harus mengawalinya dengan kesiapan untuk mau dipimpin. Dalam organisasi, bawahan yang tidak siap dipimpin akan kehilangan kesempatan emas untuk mempelajari bagaimana kelak ia akan menjadi seorang pemimpin. Seluruh waktu dan energinya dihabiskan hanya untuk menciptakan reaksi-reaksi sesaat yang sia-sia. Di bidang politik seringkali terjadi kepemimpinan yang diraih dengan cara yang melupakan proses kesiapan dipimpin akan berakhir dengan cara yang sama dengan ketika ia mendapatkannya. Sebelum kalian memimpin orang lain, maka wujud dari kesiapan untuk dipimpin adalah begaimana memimpin diri kalian (Personal Mastery). Wilayah yang harus kalian kuasai adalah self understanding (pemahaman diri) dan self management (pengelolaan diri) yang meliputi perangkat nilai hidup, tujuan hidup, misi hidup kalian. Kedua kemampuan tersebut akan mengantarkan kalian menuju pola kehidupan beradab dan efektif. Dengan kata lain, self understanding dan self management pada saat kalian dipimpin akan menciptakan tradisi hidup sehat di mana fokus adalah tujuan akhir, bukan lagi egoisme posisi jangka pendek tetapi realisasi misi. Jika tujuan akhir kalian adalah kemajuan dan kebahagian, maka tinggalkan tradisi "Ngerumpi" tentang begitu jelasnya kesalahan hidup yang dilakukan oleh pemimpin kalian sehingga akan menjadikan kalian kabur melihat sesuatu yang perlu kalian lengkapi untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin.
2. Belajar Mampu Memimpin
Sebutan pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status formal dan non-formal, perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada satu pemahaman sebagai sumber solusi suatu urusan. Jadi pemimpin adalah orang yang isi pikirannya berupa solusi bukan masalah yang ia rasakan. Maka syarat mutlak yang bersifat fundamental adalah memiliki paket keahlian dan paket kekuatan. Paket keahlian merujuk pada kualitas personal yang sifatnya internal mulai dari skill, knowledge, attitude, atau lainnya sedangkan paket kekuatan merujuk pada power yang bisa berbentuk kekayaan, networking, atau mungkin kekuatan fisik. Keahlian berguna untuk memimpin kelompok ahli sementara kekuatan berguna untuk memimpin khalayak umum. Kedua paket tersebut yang menjadikan pemimpin sebagai pemilik suatu urusan bukan lagi menjadi bagiannya, mulai dari urusan pribadi, khalayak, system, atau kiblat hidup orang banyak. Karena sebagai pemilik urusan, maka harga seorang pemimpin senilai dengan harga jumlah orang - orang
yang dipimpinnya.. Pemimpin yang berhenti mengembangkan keahlian dan kekuatannya maka akan muncul fenomena di mana tantangan kepemimpinan lebih besar dari kapasitasnya
sehingga akan cepat sampai pada titik di mana ia harus di-disqualified-kan untuk segera diganti. Mengapa? Karena semua keputusan yang dihasilkan dari kepemimpinannya ibarat bumbu ayam goreng yang hanya dipoleskan pada permukaan sehingga rasanya tidak menyeluruh atau meresap hingga ke dalam daging ayam tersebut. Setiap orang tua pernah menjadi anak-anak, setiap atasan pernah menjadi bawahan tetapi tidak semua orang tua dan atasan mampu memimpin ketika ia dinobatkan menjadi pemimpin. Banyak alasan mengapa hal itu terjadi yang antara lain karena keputusan kepemimpinannya kehilangan konteks
atau keahlian dan kekuatan memimpin yang digunakan sudah tidak lagi berlaku pada zamannya alias sudah kadaluwarsa. Ketika kalian memimpin pahamilah isi pikiran kalian ketika menjadi bawahan;
3. Materi Kepemimpinan
Institusi atau organisasi apapun yang kalian pimpin, termasuk kehidupan kalian, membutuhkan materi yang bisa dipelajari untuk kemudian diajarkan kepada pihak yang kalian pimpin. Karena semua orang sudah ditakdirkan menjadi pemimpin, maka secara pasti kalian memiliki materi kepemimpinan hidup yang bisa diajarkan. . Bagi orang tua, materi yang diajarkan kepada putra-putri itu punya daya akses langsung ke karakter melalui alam bawah sadar. Inilah sebenarnya makna yang harus dipahami ketika kalian setuju bahwa keluarga punya peranan penting membentuk karakter anak. Terkadang anda tertipu dengan rule of habit yang sudah habis masa berlakunya yang mengatakan bahwa buah akan jatuh tidak jauh dari pohonnya. Padahal ada angin kencang yang membawa buah itu jatuh ke tempat yang jauh dari pohonnya. Ini berlaku juga untuk wilayah lain mulai dari bisnis, politik, pendidikan dan lain-lain. Oleh karena itu siapkan diri kalian dengan materi dan file yang baik sehingga akan menghasilkan buah yang baik pula.

kemampuan penalaran dan pemecahan masalah

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENALARAN
DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Berpikir Logis dan Penalaran
Kemampuan menggunakan penalaran dan memecahkan masalah sangat penting dalam kehidupan. Berpikir merupakan suatu proses mental dalam membuat reaksi, baik terhadap benda, tempat, orang, maupun kejadian atau peristiwa. Kemampuan berpikir banyak ditunjang oleh faktor latihan. Orang yang sering menghadapi berbagai persoalan, kemudian memikirkan dan menemukan pemecahan akan mempunyai kemampuan berpikir secara lebih baik. Ibarat sebuah pisau, kalau diasah akan menjadi tajam. Demikian pula halnya berpikir. Jika dapat memecahkan masalah yang pelik-pelik, maka dapatlah dipecahkan masalah yang kadar kepelikannya sama atau lebih rendah. Jika hal ini dilatih secara terus menerus dapatlah dimiliki kemampuan berpikir yang tajam.
Secara garis besar kemampuan berpikir itu ada dua macam. Kemampuan berpikir recall dan imaginative. Jika kita berpikir tentang sesuatu obyek yang ada atau terjadi, seperti tentang tempat, benda, manusia, peristiwa atau kejadian yang betul-betul terjadi, kemampuan berpikir semacam ini dapat dikatakan sebagai berpikir recall (recall thinking). Tetapi sebagai seorang ilmuwan atau calon ilmuwan kemampuan berpikir yang dituntut bukan semata-mata recall, melainkan juga harus mampu memikirkan hal kejadian atau peristiwa yang belum terjadi. Di sini kita memperkirakan bentuk obyek atau kejadian yang akan terjadi dalam imajinasi (khayal). Kemampuan semacam ini disebut dengan kemampuan berpikir imajinatif (imaginative thinking).
Kemampuan berpikir imajinatif bukan hanya sekedar membuat "khayalan" semata-mata. Tetapi menuntut kemampuan melihat hubungan sebab-akibat (causal-effect relationship). Jika dihadapkan kepada suatu gejala atau fenomena tertentu, maka dicarilah sebab yang menimbulkannya. Dia bertanya kepada diri sendiri, mengapa demikian, apa sebabnya, apayang menjadi latar belakang, dan sebagainya. Bahkan jikamenjumpai sesuatu penyebab, dia memikirkan dan memperkirakan dalam imajinasi tentang apa yang akan terjadi -apa akibatnya.
Jadi kemampuan berpikir imajinatif itu selalu menggunakan sistematika tertentu. Kemampuan berpikir semacam ini haruslah didukung oleh "logika" yang kuat, terutama dalam menarik kesimpulan atau generalisasi dari adanya hubungan sebab akibat tersebut. Berpikir semacam itu dapat disebut sebagai "berpikir logis". Sedangkan kemampuan berpikir logis menarik kesimpulan dari adanya suatu hubungan sebab akibat inilah yang dikatakan sebagai penalaran.
Kendall dan Marzano (Depdiknas, 2004:16) mengemukakan ada lima kemampuan berpikir dan penalaran pada diri siswa, yaitu:
a. Memahami dan menggunakan prinsip dasar menyampaikan argumen.
b. Memahami dan menggunakan prinsip dasar logika dan penalaran.
c. Menggunakan proses mental secara efektif berdasarkan pada pengenalan kesamaan dan perbedaan.
d. Memahami dan menggunakan prinsip dasar pengujian hipotesis dan penemuan saintifik.
e. Menggunakan teknik pengambilan keputusan.
Kemampuan berpikir siswa berdasarkan tingkatannya adalah memahami dan menerapkan konsep yang ada dalam suatu matapelajaran. Kategori yang rendah adalah memahami sedangkan yang tinggi adalah menerapkan dalam berbagai situasi. Untuk mencapai kemampuan yang lebih tinggi, siswa harus melalui tingkat berpikir di bawahnya terlebihdahulu.
2. Tingkat Berpikir Siswa
Dalam tingkat berpikir siswa yang dikaitkan dengan karakteristik mata pelajaran, maka pengetahuan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu deklaratif dan prosedural (Depdiknas, 2004:30).
a. Pengetahuan Deklaratif.
Pengetahuan deklaratif dinyatakan sebagai informasi (declare) dan biasanya mempelajari suatu konsep, prinsip, generalisasi, informasi dan fakta-fakta. Pengetahuan deklaratif bersifat hirarki dengan yang paling dasar adalah perbendaharaan kata dan yang paling umum adalah konsep. Misalnya, pengetahuan tentang konsep suara, bunyi, atau cahaya dalam mata pelajaran Sains/IPA. Pengetahuan deklaratif ini penting untuk memahami perbedaan tipe material atau obyek. Beberapa istilah dari pengetahuan deklaratif adalah:
1) Fakta: menyampaikan informasi yang spesifik tentang benda, orang, tempat, peristiwa.
2) Urutan waktu: urutan terjadinya peristiwa.
3) Urutan sebab akibat: peristiwa yang memberikan hasil.
4) Episode: peristiwa spesifik yang mempunyai setting, pelaku, waktu, urutan kejadian, dan sebab akibat khusus.
5) Generalisasi: pemberlakukan secara umum dari hal-hal yang bersifat khusus.
6) Konsep: cara berpikir yang paling umum tentang pengetahuan.
7) Prinsip: jenis generalisasi yang bersifat khusus yang menggambarkan hubungan antara beberapa konsep.
b. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural berisi keterampilan proses yang menuntut siswa untuk mampu menerapkan konsep-konsep yang ada dalam suatu matapelajaran. Jadi menuntut tingkat berpikir siswa yang lebih tinggi dibandingkana dengan pengetahuan deklaratif, karena berkaitan dengan proses, strategi, aplikasi, dan keterampilan. Pengetahuan prosedural melibatkan proses klasifikasi, melibatkan pengembangan rencana, dan diperlukan dalam penulisan laporan penelitian/karya ilmiah.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dipahami, bahwa antara berpikir logis dan penalaran mempunyai kaitan yang sangat erat. Hal ini merupakan dua hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap ilmuwan, bahkan oleh siswa sebagai calonilmuwan,
3. Penalaran dan Pemecahan Masalah
Masalah pada dasarnya merupakan suatu hambatan atau rintangan yang harus disingkirkan, atau pertanyaan yang harus dijawab atau dipecahkan. Masalah diartikan pula sebagai kesenjangan antara kenyataan dan apa yang seharusnya. Situasi yang mencerminkan adanya kesenjangan itu disebut dengan situasi problematis. Dalam rangka pengenalan terhadap situasi problematis itu, upaya yang dapat dilakukan adalah mengenali terlebih dahulu berbagai fakta yang ada, terutama yang terkait dengan munculnya situasi problematis tadi. Berpijakpada fakta tersebut, selanjutnya direnungkan atau dipikirkan bagaimana seharusnya situasi itu, dengan cara mencari penjelasan, baik berdasarkan sesuatu teori ilmiah tertentu, asumsi-asumsi yang diturunkan dari suatu teori, atau konsep-konsep yang didapat dari berbagai bahan pustaka terkait, baik berbentuk buku, majalah, jurnal, maupun laporan hasil penelitian. Dari pemikiran ini dapat dimunculkan deskripsi yang jelas tentang masalah yang dihadapi, serta rumusan masalah umumnya. Dalam segala aspek kehidupan dapat dijumpai berbagai masalah. Oleh karena itu, setiap orang tidak pernah luput dari menghadapi masalah. Hal ini tentu menuntut kemampuan untuk memecahkannya, antara lain melalui metode coba-coba atau yang dikenal dengan istilah trial and error method.
Trial and error dilakukan dengan mencari kemungkinan pemecahan masalah terhadap suatu persoalan, dengan jalan mencoba satu persatu kemungkinan yang dianggap dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Jika ternyata suatu kemungkinan yang digunakan itu gagal, maka digunakan kemungkinan lain, dan jika hal itu pun gagal, maka diganti dengan yang lain lagi, dan seterusnya sampai masalah itu dapat dipecahkan. Itulah sebabnya, maka cara semacam ini disebut dengan cara atau metode trial (coba-coba) and error (dan gagal/salah) atau metode coba-coba.
Untuk jangka waktu yang cukup lama cara ini digunakan dalam menemukan pemecahan terhadap bebagai masalah, bahkan sampai sekarang pun masih banyak pula orang yang menggunakannya, terutama mereka yang tidak mengerti atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Coba-coba ini banyak jasanya, terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Di samping itu pengalaman yang diperoleh melalui cara ini banyak membantu perkembangan berpikir dan budaya manusia ke arah yanglebihbaik.
Jika cara-cara ini memberikan hasil maka hal ini memberi pengalaman berharga kepada orang yang bersangkutan. Berdasarkan pengalaman ini orang mengulangi kembaii pengalaman yang diperoleh untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Apabila berdasarkan pengalaman menunjukkan bahwa sesuatu permasalahan dapat dipecahkan dengan cara tertentu, maka cara tersebut diulangi kembaii untuk memecahkan masalah serupa yang dihadapi pada kali lain. Sebaliknya, jika ternyata dengan sesuatu cara yang digunakan seseorang gagal dalam memecahkan sesuatu permasalahan, maka pengalaman digunakan untuk menghadapi permasalahan yang serupa, dan berusaha untuk mencari cara lain yang dapat digunakan ataupun memperbaiki cara atau kemampuan memecahkan masalah tersebut.
Kemampuan seseorang dalam mengidentifikasi/mengenal masalah, apalagi memecahkannya itu berbeda-beda. Kemampuan ini banyak sekali ditunjang oleh latar belakang akademis, seperti spesialisasi keahlian, banyaknya membaca atau studi pustaka, program pendidikan yang ditempuh, menganalisis suatu bidang, ataupun karena memberi perhatian khusus terhadap praktek kehidupan. Namun demikian tidak semua faktor yang disebutkan itu selalu menyebabkan seseorang mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah. Kemampuan ini akan muncul terutama jika yang bersangkutan terbiasa atau terlatih dalam hal itu.
Sesuatu masalah ada yang bersifat sederhana dan ada pula yang bersifat rumit (kompleks). Masalah sederhana dipecahkan dengan cara yang sederhana, masalah yang rumit tentu dipecahkan dengan cara yang rumit pula. Bagi seseorang yang mampu dan terbiasa menangani/ memecahkan masalah yang rumit, pada umumnya tidak pernah mempersoalkan rumit tidaknya masalah yang dihadapi. Baginya yang penting adalah bahwa masalah itu harus dipecahkan. Berbeda halnya dengan orang yang tidak terbiasa menghadapi masalah rumit, jika dihadapkan kepada hal itu tentu akan dirasakan sebagai sesuatu yang memberatkan. Bahkan mungkin tidak mampu memecahkannya.
Kemampuan dalam memecahkan masalah banyak ditunjang oleh kemampuan menggunakan penalaran, yaitu kemampuan dalam melihat hubungan sebab akibat. Kenyataan ini memang demikian adanya. Namun seringkali terjadi seseorang mempunyai kemampuan penalaran cukup baik, tetapi gagal dalam memecahkan suatu permasalahan. Hal ini disebabkan orang yang bersangkutan memilih langkah-langkah yang salah. Langkah-langkah dalam pemecahan masalah merupakan sesuatu yang dapat menuntun ke arah penyelesaian yang tepat. Oleh karena itu, penting pula dipahami hal tersebut.
John Dewey dalam buku How We Think (1910) mengemukakan langkah-langtefe dalam pemecahan masalah atau problem solving sebagai berikut:
a. Merasakan adanya kesulitan atau masalah yang menuntut pemecahan.
Siswa dihadapkan pada suatu masalah dengan maksud agar merasakan atau menyadari adanya masalah. Proses merasakan atau penyadaran ini dianggap penting sebab suatu masalah dalam kehidupan siswa belum tentu disadari sebagai masalah, sehingga siswa tidak mempunyai motivasi untuk memecahkannya. Cara yang bisa ditempuh untuk menghadapkan siswa pada masalah antara lain:
1) Menggali pengalaman pendahuluan siswa yang pernah dialami dalam kehidupannya. Caranya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan selengkap mungkin kepada siswa dikaitkan dengan informasi yang diperlukan mengenai masalah yang akan dipecahkan.
2) Siswa dirangsang untuk mengungkapkan pendapatnya, diberi kesempatan mengemukakan fakta-fakta, tanggapan, dan penafsiran suatu masalah hasil pengamatannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendapat seorang siswa dibenturkan atau didiskusikan dengan pendapat siswa lainnya sehingga mereka merasakan adanya masalah.
b. Merumuskan dan membatasi masalah sebagai dasar untuk mencari fakta dalam upaya menemukan pemecahannya.
Siswa setelah menyadari adanya masalah harus dirangsang untuk menelaah masalah itu agar mendapat gambaran yang luas dan terpadu tentang suatu masalah. Kemudian mengidentifikasi dan menguraikan menjadi masalah yang lebih khusus. Siswa harus mampu merumuskan dengan singkat dan tepat apa sebenarnya masalahnya. Hal ini merupakan latihan berpikir tepat, tegas, dan kreatif yang sangat berguna.
c. Mengajukan suatu rumusan kesimpulan sementara terhadap pemecahan masalah (hipotesis) yang akan diuji kebenaran berdasarkan fakta atau argumentasi (alasan-alasan) yang nalar.
Langkah ini merupakan pengajuan kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah. Siswa melakukan kerja sama dan komunikasi dengan guru dan siswa lainnya untuk mengemukakan pendapatnya tentang pemecahan masalah yang mungkin dilakukannya. Cara-cara pemecahan masalah yang dikemukakan harus disertai alasan-alasan yang kuat dan tepat. Siswa menelusuri kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak mencari pemecahan masalah sebaik-baiknya.
d. Menguji hipotesis yang diajukan dengan suatu bukti yang dapat menjadi dasar untuk menolak atau menerima kebenaran hipotesis yang dibuat.
Hipotesis yang diajukan siswa diuji dengan cara mencari bukti yang dapat menguatkan atau menolak kebenaran hipotesis tersebut. Pengujian kebenaran ini berarti mengetes perumusan hipotesis yang diajukan dengan pengamatan kenyataan sebenarnya atau lewat percobaan-percobaan yang dilakukan siswa.
e. Merumuskan kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis.
Dengan langkah-langkah pemecahan masalah ini, proses pembelajaran di kelas dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, juga merangsang kemampuan berpikir siswa secara kreatif karena dalam proses pembelajaran siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam mencari pemecahannya.
Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ihniah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah. Agar mampu bekerja secara ilmiah, para siswa perlu mengembangkan sikap-sikap seperti rasa ingin tahu, jujur, mau bekerja serta bekerja sama, saling menerima dan memberi, keterbukaan pikiran dan kritis, tekun dan tidak mudah menyerah.
Berdasarkan langkah yang dikembangkan oleh John Dewey dapatlah diamati beberapa aspek penting yang tercakup dalam langkah pemecahan masalah tersebut yaitu:
1)

rencana pembelajaran dalam pengembangan kurikulum

PERENCANAAN PENGAJARAN SEJARAH

I. PENGERTIAN PERENCANAAN PENGAJARAN SEJARAH

A. PENGERTIAN PERENCANAAN PENGAJARAN
Menurut Kaufman (dalam Harjanto, 2008)
Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, di dalamnya mencakup elemn-elemen :
a. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan
b. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan
c. Spesifikasi rinci hasil yag dicapai dari kebutuhan yang diprioritaskan
d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan
e. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memahami kebutuhan yang dirasakan.
f. Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan termasuk di dalamnya merinci keuntungan dari kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.
Dengan demikian perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahaman di atas maka perencanaan megandung 6 pokok pikiran :
1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan
2. Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekaran, sehingga dapat dilihat kesenjangannya
3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha
4. Usaha yang dilakukan dapat beranekaragam dan merupakan alternatif yang dapat ditempuh
5. Pemilihan alternatif yang paling baik dalam arti yang mempunyai efektivitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan
6. Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadikan pedoman dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.
Menurut Banghart dan Albert Trull (dalam Harjanto, 2008) bahwa dalam rangka mengerti makna perencanaan dapat dilihat dari 3 dimensi yaitu karakteristik perencanaan pengajaran. Dimensi perencanaan pengajaran berusaha menggambarkan sifat-sifat aktivitas perencanaan pengajaran, berkenaan dengan luas dan cakupan aktivitas perencanaan yang mungkin dalam sistem pendidikan. Merupakan karakteristik perencananan pengajaran adalah :
1. merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan konsep-konsepnya dirancang oleh banyak orang;
2. merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika informasi yang masuk mengharapkan demikian;
3. perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya, namun dapat dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan pengarahan;
4. perencanaan pengajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah dalam penggunaan dan manajemennya.

B. PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Keberhasilan suatu proses pembelajaran diawali dengan perencanaan yang sangat matang. Perencanaan yang dilakukan dengan baik, maka setengah keberhasilan sudah dapat tercapai, setengahnya lagi terletak pada pelaksanaan. Namun demikian, perencanaan yangs udah baik sistematis atau terperinci, jika pelaksanaan proses pembelajaran kurang sesuai dengan perencanaan, maka mungkin akan gagal.
Perencanaan pembelajaran yang tertulis disebut juga dengan sitilah kurikulm resmi atau kurikulum formal (kutikulum ideal). Sedangkan pelaksanaan kurikulum dalam praktek pembelajaran disebut juga dengan istilah kurikulum tidak tesmi atau kurikulum nyata. Apa yang diinginkan itu, adakalanya dapat diwujudkan ada hal-hal yang tidak dilaksanakan muncul dan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal yang muncul dalam pelaksanaan, padahal tidak direncanakan sebelumnya, namun memberikan dampak positif disebut dengan istilah kurikulum tersembunyi

media pempelajaran

MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH


1. PENDAHULUAN
Pembelajaran sejarah memiliki arti yang strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaaan dan cinta tanah air. Dalam dunia pendidikan mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih keceerdasan, pembentukan sikap, watak dan kepribadian peserta didik. Menurut Habib Gustopo (dalam Slamet, 2006:1) pembelajaran sejarah mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Membangun kesadaran tentangpentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau.
b. Melatih daya kritis dalam memahamani fakta sejarah dengan benar yang didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi penelitian.
c. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan terhadap peninggalan masa lampau
d. Menumbuhkan pemahaman tentang proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui perjalanan sejarah yang panjang dan terus berproses hingga ke masa kini dan masa yang akan datang
e. Menumbuhkan rasa bangga dan cinta tanah air yang diimplementasikan dalam berbagai kehidupan baik nasional maupun internasional.
Demikian juga menurut (Depdiknas 2003) bahwa pendidikan sejarah bertujuan untuk menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Selama ini pendidikan sejarah diidentikan sebagai pelajaran membosankan di kelas. Baik strategi, metode maupun teknik pembelajaran banyak bertumpu pada guru, sehingga pembelajaran sejarah ketinggalan zaman, karena hanya menghafal ceritera melulu. Untuk membuat pelajaran sejarah menjadi menarik, sangat tergantung pada peran seorang guru dalam menyajikan materi pembelajarannya. Selain strategi, media pembelajaran juga mempunyai arti dalam meningkatkan aktivitas dan motivasi siswa dalam belajar.

2. ARTI MEDIA PEMBELAJARAN
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dpat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar (Ardiani Mustikasari, 2009).
Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media sebagai barikut :
 Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
 National Education Asosiation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual.
 Briggs berpendapat bahwa media merupakan alat untuk meberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.
 Asociation of Education Technology (Comunication Technology) memberikan batasan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
 Gagne berpendapat bahwa berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa untuk belajar.
 Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso dalam Rudi 2008).
Menurut Heinich (dalam Rudi Susilana 2008) media merupakan alat saluran komunikasi. Selain pengertian media yang diuraikan di atas masih terdapat pengertan lain yang dikemukakan oleh para ahli misalnya :
1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm, 1982).
2. Secara fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, dan sebagainya.
3. Secara komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan
b. Materi yang ingin dismpaikan adalah pesan pembelajaran
c. Tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran.
Pada awal sejarah pembelajaran, media hanyalah merupakan alat bantu yang dipergunakan seorang guru untuk menerangkan pelajaran. Alat bantu yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual yaitu sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa, antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempertinggi daya serap atau resensi belajar (Rudi Susilana, 2008).
Istilah pembelajran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan belajar tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar akan berhasil jika siswa belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa.
Peranan media semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran para guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti :
 Memberikan perhatian bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian.
 Kondisi ini akan terus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa.
 Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi pesan (Ardiani, 2009).

3. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Secara umum media mempunyai manfaat, yaitu :
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murud dan sumber belajar.
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual auditori dan kinestetiknya.
5) Memberi rangsangan yang smam, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, konstribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton, (dalam Rudi Susilana, 2008):
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2) Pembelajaran dapat lebih menarik
3) Pembelajaran dapat menjadi interaktif dengan menerapkan teori belajar
4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6) Proses permbelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
8) Peran guru berubah kearah yang positif (http:wordpress.com 2006)
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut (Ardiani Mustiakasari, 2008) adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah :
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda anatar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehiggga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, motivasi belajar dan lain-lain.

4. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa) sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapat tujuan pembelajaran sebagaimana ditunjukan pada gambar di bawah ini :
Dalam kegiatan interaksi siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlack & Ely dalam Ibrahim dalam I Wayan Santyasa) adalah sebagai berikut :
Pertama, kemampaun fiksatif artinya media dapat menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, objek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya serta dapat diulang-ulang penyajiannya.
Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mapu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran televisi atau radio.
Sedangkan menurut Yudi Nugraha (co.cc/?p=q) ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran dan fungsi yang kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan dibawah ini :
a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita ketahui bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi difihak lain ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan perbelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
b. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk siswa tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokan menjadi lima kategori yaitu ; manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan dan media pendidikan. Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu gur dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.
Menurut Rudi Susilana (2008) dalam kaitannya denga fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan suksesi pembelajaran yang efektif.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.
4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai hiburan dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan akan memancing perhatian siswa semata.
5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai tinggi.
7. Media pembelajaran meletakan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir. Oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit oerbalisme.
Menurut Wyianta, (@qmail.com) bahwa kegunaan media :
 Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas
 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
 Mengatasi sikap pasif siswa agar menjadi lebih bergairah
 Mengkondisikan munculnya persamaan persepsi dan pengalaman
Hambatan komuniklasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah) siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru.
2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran lain, misalnya gambar, bagan, modul dan sebagainya.
3. Perkaitan tidak terpusat, hal ini terjadi karena beberapa hal antara lain gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi siswa untuk melamun, cara mengajar membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi.
4. Tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat dialami secara terpisah, tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan seperti di atas maka harus diupayakan untuk memanfaatkan media pembelajaran seoptimal mungkin. Secara rinci fungsi media menurut I Wayan Santyasa (2009) adalah sebagai berikut :
1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2) Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya video tentang kehidupan hariamu di hutan, keadaan dan kesinukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena itu terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan yang kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa dapat memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba dan sebagainya.
4) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman denyut suara jantung dan sebagainya.
5) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Denga slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung melatus, pertempuran dan sebagainya.
6) Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama. Setelah siswa melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula, kemudian dapat mengamati secara ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan dengan menggunakan film atau video (memantapkan hasil pengamatan)
7) Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu objek secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama.
8) Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat dan temponya masing-masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan dan kecepatan masing-masing.

5. JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Jenis-jenis media pembelajaran yang dikenal dewasa ini dipaparkan sebagai berikut :
a. Menurut Yudinugraha (co.cc/?p=q) jenis-jenis media dapat dibedakan berdasarkan:

Berdasarkan jenisnya
1) media audiktif
2) media visual
3) media audio visual
Media audiktif
Adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja. Yang termasuk jenis media ini antara lain meliputi tape recorder dan radio.
Media visual
Adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Yang termasuk jenis ini antara lain meliputi gambar, foto serta benda yang nyata ayng tidak bersuara.
Media audio visual
Adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Beberapa contoh media audio visual meliputi televisi, video, film atau demonstrasi langsung.
Media audio visual dapat dibedakan lagi menjadi :
 Media audio visual diam
 Media audio visual gerak.
Media audio visual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam (tidak bergerak). Misalnya film bingkai suara sound sistem, film rangkai suara dan cetak suara. Audio visual gerak adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak. Misalnya film suara, dan video-cassette.
 Media nonproyeksi
Media nonproyeksi disebut juga media pemeran atau displayed media. Media yang termasuk media nonproyeksi adalah a) model, b) grafis. Kedua media nonproyeksi tersebut akan dipaparkan sebagai berikut :
1) Model
Model adalah benda nyata yang dimodifikasikan. Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala pengadaan realia karena harga yang mahal, sulit pengadaannya, barangnya terlalu besar, bahkan mungkin terlalu kecil.
Menurut Heinich et.al (1996) model adalah gambaran tiga dimensi dari sebuah benda nyata. Model dapat menampilkan bentuk yang lengkap dan rinci dari benda aslinya.
2) Bahan grafis
Bahan grafis adalah media visual nonproyeksi yang mudah digunakan karena tidak membutuhkan peralatan yang relatif murah. Menurut Brown et.al (dalam Yudi Nugraha a.co,cc/p.q) ada lima jenis media grafis yang memiliki keunggulan yang cukup tinggi dalam proses pembelajaran yaitu : graft, chart atau diagram, kartun, poster, peta atau globe. Masing-masing media grafis memiliki keunggulan dan keunikan sendiri-sendiri.
Diagram visualisasi dalam bentuk grafis yang masih tergolong dalam gambar yang sederhana adalah diagram. Penggunaan diagram pada umumnya ditujukan untuk menggambarkan suatu hubungan atau menjelaskan suatu proses. Diagram dapat memberikan gambaran tentang suatu proses, misalnya mengenai keaktifan siswa dalam pembelajaran.
 Media yang diproyeksikan
Media yang termasuk dalam media yang diproyeksikan adalah :
a. Overhead transparansi (OHT)
b. Slide, filmstrips
c. Opaque
Perkembangan teknologi yang ada saat ini memungkinkan komputer dan video juga diproyeksikan dengan menggunakan peralatan khusus yaitu LCD.
a. OHT
OHT merupakan media yang paling banyak digunakan karena relatif mudah dalam penyediaan materinya, karena hanya dibutuhkan bahan transparansi dan alat tulis. Namun untuk hasil yang bagus sebaiknya alat tulis digunakan khusus untuk overhead transparansi.
Beberapa cara mempersiapkan OHT dapat anda pelajari pada bagian berikut :
1) Handmade transparancies, yaitu transparansi dengan buatan tangan
2) Thermal fil process, salah satu cara untuk membuat tranparansi dengan menggunakan acetate film yang diletakan diatas master materi yang akan disajikan, kemudian disajikan alat khusus yang dinamakan thermal copier.
3) Electrostastatic film process, merupakan cara membuat transparansi dengan jalan menggunakan teknologi xerography. Persiapan untuk menggunakan jenis transparansi ini cukup sederhana. Bahan yang ingin dipersentasikan dapat berasal dari kertas biasa baik sebagai tulisan tangan, hasil; print komputer maupun buku teks.
b. Slide
Slide adalah media visual yang penggunaannya diproyeksikan ke layar lebar, dengan menggunakan slide gambar yang disampaikan sangat realistis. Hal itu disebabkan materi atau bahan slide adalah film fotografi yang berbentuk transparan.
 Media Audio
Media audio merupakan media yang fleksibel karena bentuknya yang mudah dibawa, praktis dan relatif murah (misalnya tape compo dan pengeras suara)
Menurut Rowntree (1994) dalam Yudimigraka, penggunaan media audio dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Media audio yang dipakai untuk mendengarkan
b. Media audio vision yang dipakai untuk mendengarkan dan melihat
c. Media audio visual yang dapat dipakai untuk mendengar, melihat dan melakukan.
 Media Video
Media video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi. Hal itu disebabkan oleh kemampuan video untuk memanipulasi kondisi waktu dan ruang sehingga peserta didik atau siswa dapat diajak untuk melihat objek yang sangat kecil maupun objek yang sangat besar, objek yang berbahaya, objek yang lokasinya jauh di belahan bumi lain, maupun objek yang berada di luar angkasa.
 Media berbasis komputer
Media komputer saat ini sudah sangat luas dimanfaatkan oleh dunia pendidikan. Menurut Hannafin dan Peek (1998), potensi media komputer yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran sangat tinggi. Hal ini dikarenakan terjadi interaksi langsung antara siswa dengan materi pembelajaran. Selain itu proses pembelajaran dapat berlangsung secara individual dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa sehingga potensi siswa dapat lebih tergali. Media komputer juga mampu menampilkan unsur audio visual yang bermanfaat untuk meningkatkan minat belajar siswa, atau yang dikenal dengan program multi media. Media komputer pun dapat memberi umpan balik bagi respon siswa dengan segera setelah diberi materi.
b. Menurut Rudy Bretz (1971) dalam Ardiani Mustikasari (2008) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok, suara, visual dan gerak.
1) media audio
2) media cetak
3) media visual diam
4) media visual gerak
5) media audio semi gerak
6) media visual semi gerak
7) media audio visual diam
8) media aidio visual gerak
Anderson (dalam Ardiani Mustikasari, 2009)
1. Audio : kaset audio, siaran radio, CD dan telepon
2. cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaplet dan gambar
3. audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4. proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5. proyeksi audio video
diam : film bingkai slide bersuara
6. visual gerak : film bisu
7. audio visual gerak : film gerak bersuara, video/CD, televisi
8. objek fisik : benda nyata, model, spesimen
9. manusia dan
lingkungan : guru, pustakawan dan laboran
10. komputer : CAI
Schramm (dalam Ardiani Mustikasari, 2009) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu : media kompleks (film, TV, Video/VCD) dan media sederhana (slide, audio, transparansi). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).
Henrich, dkk menggolongkan:
1. media yang tidak diproyeksikan
2. media yang diproyeksikan
3. media audio
4. media video
5. media berbasis komputer
6. multi media kit.
Pada artikel ini, media akan diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.

A. Media Visual
1. Media yang tidak diproyeksikan
a. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c. Media gratis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media gratis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu takta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1) gambar / toto: paling umum digunakan
2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
3) diagram/skema: gambar sederhana yangrmenggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel sampai organisme.
4) bagan/chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir pentmg dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
5) grafik-gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.
2. Media proyeksi
a. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector/OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
 Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
 Membuat sendiri secara manual
b. Film bingkai/ slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diben bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualrtas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktts. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.




B. Media Audio
1. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.
2. Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.

C. Media Audio-Visual
1. Media video
Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
2. Media komputer
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.
Selain dengan cara tersebut di atas ada beberapa cara yang digunakan dalam pengklasifikasian ini, salah satu diantaranya ialah dengan menekankan pada teknik yang dipergunakan dalam pembuatan media tersebut. Sebagai contoh, seperti gambar, fotografi rekaman audio dan sebagainya. Ada pula yang dilihat dari cara yang dipergunakan untuk mengirimkan pesan. Contoh ada penyampaian yang melalui siaran televisi dan melalui optik.
Masih banyak ciri yang membedakan media yang satu dengan media yang lain. Faktor lain yang mempersulit klasifikasi ini ialah untuk menentukan apa yang termasuk dan apa yang tidak termasuk media. Sebagai contoh, beberapa ahli membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi.
Yang menjadi dasar utama dari perbedaan ini ialah apakah suatu sarana komunikasi dapat menyampaikan program secara lengkap atau tidak. Berdasarkan perbedaan ini, film dapat digolongkan sebagai media, karena film dapat menyampaikan pesan yang lengkap selama waktu pentasnya. Sedangkan overhead transparansi (OHT) digolongkan sebagai alat bantu saja karena OHT tidak dpat berdiri sendiri.
Menurut informasi yang digunakan, kita dapat memisahkan dan mengklasifikasi media penyaji dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio, media audio visual diam dan media audio visual gerak.
Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyampaiannya, kita mendapatkan satu format klasifikasi yang meliputi tujuh kelompok media penyaji :
 Kelompok kesatu : grafis, bahan cetak, dan gambar diam
 Kelompok kedua : media proyeksi diam
 Kelompok ketiga : media audio
 Kelompok keempat : media audio visual
 Kelompok kelima : media gambar hidup/film
 Kelompok keenam : media televisi
 Kelompok ketujuh : multi media (Rudi Susilana,2007)



D. Kelompok Media
Kelompok kesatu : grafis, bahan cetak, dan gambar diam
1. Media Grafis
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagsaan melalui penyejian kata-kata, kalimat, angka-angka dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas ide dan mengikutsertakan fakta-fakta sehingga menarik.
Yang termasuk media grafis antara lain :
a. Grafik, yaitu penyajian data kerangka melalui perpaduan antara angka, garis dan simbol
b. Diagram, yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik yang biasanya disajikan melalui garis-garis simbol
c. Bagan yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis dan simbol yang merupakan ringkasan suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting
d. Sketsa yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok dari suatu bentuk gambar
e. Poster yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menarik dengan maksud untuk menarik perhatian orang yang lewat.
f. Papan Flanel, yaitu papan yang berlapis kain flanel untuk menyajikan gambar atau kata-kata yang mudah ditempel dan mudah pula dilepas.
g. Bulletin Board, yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-gambar atau tulisan-tulisan biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat penempel lainnya.
Kelebihan Media Grafis
a. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
b. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
c. Pembuatannya mudah dan harganya murah.
Kelemahan Media Grafis
a. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks.
b. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.
2. Media Bahan Cetak
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikannya pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan.
Jenis media bahan cetak.ini diantaranya adalah :
a. Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan (sequence) dan ruang lingkup (scope) GBPP tiap bidang studi tertentu.
b. Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes.
c. Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket program pengajaran individual, hampirsama dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran terprogram ini disusun dalam topik-topik kecil untuk setiap bingkai/halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang merupakan bahan ajaran, pertanyaan, dan balikan/respons dari pertanyaan bingkai lain.



Kelebihan Media Bahan Cetak
a. Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
b. Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing.
c. Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa.
d. Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna.
e. Perbaikan/revisi mudah dilakukan.
Kelemahan Media Bahan Cetak
a. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
b. Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacanya.
c. Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.
3. Media Gambar Diam
Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini adalah foto.
Kelebihan Media Gambar Diam
a. Dibandingkan dengan grafis, media foto ini lebih konkret.
b. Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya.
c. Pembuatannya mudah dan harganya murah.

Kelemahan Media Gambar Diam
a. Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar.
b. Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi.



Kelompok Kedua : Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan.
Jenis media ini diantaranya : OHP/OHT, Opaque Projector, Slide, dan Film-strip.
1. Media OHP Dan OHT
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector). OHT terbuat dari bahan transparan yang biasanya berukuran 8,5 X 11 inci.
Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT, yaitu :
a. Write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi yang dapat ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan spidol.
b. PPC transparency film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin photo¬copy.
c. Infrared transparency film, yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin thermofax.
OHP (Overhead Projector) adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layar. Biasanya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis.
Ada dua jenis model OHP, yaitu :
a. OHP Classroom, yaitu OHP yang dirancang dan dibuat secara permanen untuk disimpan di suatu kelas atau ruangan. Biasanya memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan OHP jenis portable.
b. OHP Portable, yaitu OHP yang dirancang agar mudah dibawa kemana-mana, sehingga ukuran dan bobot beratnya lebih ringkas.


Kelebihan Media OHT/OHP
a. Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran ruangan kelas.
b. Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai dengan warna-warna yang menarik.
c. Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan siswa untuk mencatat hal-hal yang penting.
d. Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak pula memerlukan penggelapan ruangan.
e. Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang relatif singkat.
f. Program OHT dapat digunakan berulang-ulang.
Kelemahan Media OHT/OHP
a. Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan penyajiannya.
b. OHT dan OHP merupakan hal yang tak dapat dipisahkan, karena sebuah gambar dalam kertas biasa tidak bisa diproyeksikan melalui OHP.
c. Urutan OHT mudah kacau, karena merupakan urutan yang lepas.
2. Media Opaque Projektor
Opaque Projector atau proyektor tak tembus pandang adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan bahan dan benda-benda yang tidak tembus pandang, seperti buku, foto, dan model-model baik yang dua dimensi maupun yang tiga dimensi. Berbeda dengan OHP, opaque projector ini tak memerlukan transparansi, tapi memerlukan penggelapan ruangan. Opaque projector biasany a dapat pula digunakan untuk memproyeksikan film bingkai/slide akan tetapi tidak dilengkapi dengan tape recorder.
Kelebihan dan kelemahan media opaque projector ini hampir mirip dengan kelemahan dan kelebihan media OHP dan media Slide. Oleh karena opaque projector dengan segala karakteristiknya dapat berfungsi sebagai OHP dan Slide Projector.
3. Media Slide
Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang disebut dengan proyektor slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton atau plastik. Film positif yang biasa digunakan untuk film slide adalah film positif yang ukurannya 35 mm dengan ukuran bingkai 2x2 inchi. Sebuah program slide biasanya terdiri atas beberapa bingkai yang banyaknya tergantung pada bahan/materi yang akan disampaikan.
Kelebihan Media Slide
a. Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur suara.
b. Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang kongkrit.
c. Program slide mudah direvisi sesuai dengan kebutuhan, karena filmnya terpisah-pisah.
d. Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil.
Kelemahan Media Slide
a. Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya.
b. Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, jika program yang dibuatnya cukup panjang.
c. Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar.
d. Hanya dapat menyajikan gambar yang diam (gefaknya terbatas walaupun dengan menggunakan lebih dari sebuah proyektor.
4. Media Filmstrip
Filmstrip atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam, yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide. Hanya filmstrip ini terdiri atas beberapa film yang merupakan satu kesatuan (merupakan gelang, dimana antara ujung yang satu dengan ujung yang lainnya bersatu). Jumlah frame atau gambar dari suatu filmstrip ada yang berjumlah 50 buah dan ada pula yang berjumlah 75 buah dengan panjang 100 sampai dengan 130 cm.
Kelebihan filmstrip dibanding film slide adalah media filmstrip mudah penggandaannya karena tidak memerlukan bingkai, juga frame-frame filmstrip tidak akan tertukar karena merupakan satu kesatuan. Akan tetapi pengeditan dan perbaikan/ revisi filmstrip relatif agak sukar, karena harus dilakukan di laboratorium khusus.
Kelompok Ketiga :Media Audio
Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan sound effect.
Jenis media audio ini diantaranya :
1. Media Radio
Radio adalah media audio yang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar. Pemberi pesan (penyiar) secara langsung dapat mengkomunikasikan pesan atau informasi melalui suatu alat (microfon) yang kemudian diolah dan dipancarkan ke segenap penjuru melalui gelombang elektromagnetik dan penerima pesan (pendengar) menerima pesan atau informasi tersebut dari pesawat radio di rumah-rumah atau para siswa mendengarkannya di kelas-kelas.
Kelebihan Media Radio
a. Memiliki variasi program yang cukup banyak.
b. Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat dan gelombangnya.
c. Baik untuk mengembangkan imajihasi siswa.
d. Dapat lebih memusatkan perhatian siswa terhadap kata, kalimat atau musik, sehingga sangat cocok digunakan untuk pengajaran bahasa.
e. Jangkauannya'sangat luas, sehingga dapat didengar oleh massa yang banyak.
f. Harganya relatif murah.
Kelemahan Media Radio
a. Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication).
b. Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa untuk mendengarkannya.
c. Program siarannya selintas, sehingga tidak bisa diulang-ulang dan disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara individual.
2. Media Alat Perekam Pita Magnetik
Alat perekam pita magnetik atau kaset tape recorder adalah media yang menyajikan pesannya melalui proses perekaman kaset audio. Tidak seperti radio yang menggunakan gelombang elektromasnetik sebagai alat pemancarannya.
Kelebihan Media Alat Perekam Pita Magnetik
a. Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Rekaman dapat dihapus dan digunakan kembali.
c. Mengembangkan daya imajinasi siswa.
d. Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa.
e. Penggandaan programnya sangat mudah.
Kelemahan Media Alat Perekam Pita Magnetik
a. Daya jangkauannya terbatas.
b. Biaya penggandaan alatnya relatif lebih mahal dibanding radio.
Kelompok Keempat : Media Audio Visual Diam
Media audiovisual diam adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak.
Jenis media ini antara lain media sound slide (slide suara), film strip bersuara, dan halaman bersuara.
Kelebihan dan kelemahan media ini tidak jauh berbeda dengan media proyeksi diam. Perbedaannya adalah adanya aspek suara pada media audiovisual diam.
Kelompok Kelima : Film (Motion Pictures)
Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproy.e,ksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya.
Ada beberapa jenis film, diantaranya film bisu, film bersuara, dan film gelang yang ujungnya saling bersambungan dan proyeksinya tak memerlukan penggelapan ruangan.
Kelebihan Media Film
a. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
b. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
c. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
d. Lebih realistis, dapat diutang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.
e. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
Kelebihan Media Film
a. Harga produksinya cukup mahal.
b. Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
c. Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.
d. Memerlukan penggelapan ruangan.
Kelompok Keenam : Televisi
Televisi adalah media yang dapat menempilkan pesan secara audiovisual dan gerak (sama dengan film). Jenis media televisi diantaranya: televisi terbuka (open boardcast television), televisi siaran terbatas/TVST (Cole Circuit Televirion/ CCTV), dan video-cassette recorder (VCR).

1. Media Televisi Terbuka
Media televisi terbuka adalah media audio-visual gerak yang penyampaian pesannya melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan tadi diterima oleh pemirsa melalui pesawat televisi.
Kelebihan Media Televisi Terbuka
a. Informasi/pesan yang disajikannya lebih aktual.
b. Jangkauan penyebarannya sangat luas.
c. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
d. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
e. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
f. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
Kelemahan Media Televisi Terbuka
a. Programnya tidak dapat diulang-ulang sesuai kebutuhan.
b. Sifat komunikasinya hanya satu arah.
c. Gambarnya relatif kecil.
d. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.
2. Media Televisi Siaran Terbatas (Tvst)
TVST atau CCTV adalah media audiovisual gerak yang penyampaian pesannya didistribusikan melalui kabel (bukan TV kabel). Dengan perkataan lain, kamera televisi mengambil suatu objek di studio, misalnya guru yang sedang mengajar, kemudian hasil pengambilan tadi didistribusikan melalui kabel-kabel ke pesawat televisi yang ada di ruangan-ruangan kelas.
Kelebihan televisi siaran terbatas ini dibandingkan dengan televisi terbuka diantaranya adalah komunikasi dapatdilakukan secara dua arah (hubungan antara studio dan kelas dilakukan melalui intercom), kebutuhan siswa dapat lebih diperhatikan dan terkontrol. Sedangkan kelemahannya adalah jangkauannya relatif terbatas.
3. Media Video Cassette Recorder (Vcr)
Berbeda dengan media film, media VCR perekamannya dilakukan dengan menggunakan kaset video, dan penayangannya melalui pesawat televisi; sedangkan media film, perekaman gambarnya menggunakan film selluloid yang positif dan gambarnya diproyeksikan melalui proyeksi ke layar.
Secara umum, kelebihan media VCR sama dengan kelebihan yang dimiliki oleh media televisi terbuka. Selain itu, media VCR ini memiliki kelebihan lainnya yaitu programnya dapat diulang-ulang. Akan tetapi kelemahannya adalah jangkauannya terbatas.
Kelompok Ketujuh : Multi Media
Pengertian multi media sering dikacaukan dengan pengertian multi image. Multi media merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual. Sedangkan multi image merupakan gabungan dari beberapa jenis proyeksi vi¬sual yang digabungkan lagi dengan komponen audio yang kuat, sehingga dapat diselenggarakan pertunjukan besaryang cocok untuk penyajfan di suatu audito¬rium yang luas.
Kelebihan Multi Media
a. Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media.
b. Dapat menghilangkan kebosanan siswa karena media yang digunakan lebih bervariasi.
c. Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.
Kelemahan Multi Media
a. Biayanya cukup mahal.
b. Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang profesional.
1. Media Objek
Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya.
Media objek ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media objek sebenarnya dan media objek pengganti.
Media objek sebenarnya dibagi dua jenis, yaitu media objek alami dan media objek buatan.
Media objek alami dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu oblek alami yang hidup dan objek alami yang tidak hidup. Sebagai contoh objek alami yang hidup adalah ikan, burung elang, singa, dan sebagainya. Sedangkan objek alami yang tidak hidup adalah batu-batuan, kayu, air, dan sebagainya. Objek buatan, yaitu buatan manusia, contohnya gedung, mainan, jaringan transportasi dan sebagainya.
Media cetak kelompok ke dua terdiri atas benda-benda tiruan yang dibuat untuk mengganti benda-benda yang sebenarnya. Objek-objek pengganti dikenal dengan sebutan replika, model, dan benda tiruan. Replika dapat didefinisikan sebagai reproduksi statis dari suatu objek dengan ukuran yang sama dengan benda yang sebenarnya. Model merupakan sebuah reproduksi yang kelihatannya sama, tapi biasanya diperkecil atau diperbesar dalam skala tertentu. Benda tiruan ada dua macam, yaitu pertama merupakan bangunan yang dibuat kurang lebih menyerupai suatu benda yang besar, misalnya bagian dari sebuah kapal terbang (sayap). Bentuk benda tiruan yang kedua ialah bentuk yang menggambarkan mekanisasi kerja suatu benda, misalnya sistem pembakaran automobil.
2. Media Interaktif
Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Sedikitnya ada tiga macam interaksi. Interaksi yang pertama ialah yang menunjukkan siswa berinteraksi dengan sebuah pro¬gram, misalnya siswa diminta mengisi blanko pada bahan belajar terprogram. Bentuk interaksi yang kedua ialah siswa berinteraksi dengan mesin, misalnya mesin pembelajaran, simulator, laboratorium bahasa, komputer, atau kombinasi diantaranya yang berbentuk video interaktif. Bentuk interaksi ketiga ialah mengatur interaksi antara siswa secara teratur tapi tidak terprogram; sebagai contoh dapat dilihat pada berbagai permainan pendidikan atau simulasi yang melibatkan siswa dalam kegiatan atau masalah, yang mengharuskan mereka untuk membalas serangan lawan atau kerjasama dengan teman seregu dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang timbul karena tidak ada batasan yang kaku mengenai jawaban yang benar. Jadi permainan pendidikan dan simulasi yang berorientasikan pada masalah memiliki potensi untuk memberikan pengalaman belajar yang merangsang minat dan realistis. Oleh karena itu, guru menganggapnya sebagai sumber terbaik dalam urusan media komunikasi.

6. MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN
Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan. Aspek penting lain penggunaan media adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran.
Keberhasilan penggunaan media tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan dengan baik. Media yang dapat mengubah perilaku siswa (behaviour change) dan meningkatkan hasil belajar siswa tertentu, tidak berlangsung secara spontanitas, namun diperlukan analisis yang komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.
Sistematika perencanaan media :
Bila kita akan membuat program media pembelajaran kita diharapkan dapat melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang perlu kita jawab.

1. Mengapa kita ingin membuat program media itu ?
2. Apakah pembuatan media itu ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula.?
3. untuk siapakah program media itu kita buat ?
4. bagaimana karakteristik siswa tersebut?
5. betulkah media yang kita buat dibutuhkan oleh mereka ?
6. perubahan perilaku apa yang diharapkan akan terjadi pada diri siswa setelah menggunakan media tersebut ?
Dengan pertanyaan itu ditindaklanjuti dengan cara menuliskannya sehingga terwujud dokumen perencanaan media. Jadi pada hakekatnya perencanaan tidak cukup dengan niat dan ide cemerlang dalam membuat media,namun perlu dipersiapkan dalam bentuk naskah perencanaan media.
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN MEDIA
PROSEDUR PENGEMBANGAN MEDIA

Matras saba sagara



Dokumen Kurikulum MTs ma`arif 4 Malangbong tahun 2024 - 2025

  BAB I PENDAHULUAN   1.1.   LATAR BELAKANG (DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN KTSP) Perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, ...