Sabtu, 16 April 2016

PROGRAM KERJA PELANTIKAN PRAMUKA PENGGALANG RAMU, RAKIT DAN TERAP GUGUS DEPAN SMPN 3 MALANGBONG



PROGRAM KERJA PELANTIKAN PRAMUKA
PENGGALANG RAMU, RAKIT DAN TERAP
GUGUS DEPAN SMPN 3 MALANGBONG

TAHUN PELAJARAN 2015-2016


 




                                                                                                
                                                                                                






SMP NEGERI 3 MALANGBONG
Alamat : Jl.Yayasan sebalas april  Desa Cilampuyang Kec Malangbong-Garut
Kode Pos 44188

KATA  PENGANTAR

Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional, terutama dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana tercantum dalam GBHN tahun 1988, maka dengan ini Pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan yang praktis, di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentukkegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat , teratur dan terarah dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya watak, kpribadian dan ahlak mulia. serta memiliki peranan penting dalam rangka membantu tercapainya tujuan tersebut.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka dapat di tempuh melalui upaya, diantaranya melalui Program Pembinaan dan pengembangan Generasi muda Khususnya melalui organisasi kepramukaan, sehingga fungsi dan peranannya terus meningkat secara terarah dan terpadu.
Program Kerja Gerakan Pramuka Gugus Depan SMP Negeri 3 Malangbong Malangbong ini disusun sebagai acuan utama yang di perlukan dalam kegiatan Pelantikan penggalang ramu, rakit dan terap. Program Kerja ini merupakan langkah awal Kegiatan para Pembina Pramuka untuk membina siswa-siswi agar lebih optimal.


Malangbong,  November  2015
Pembina,


Atep Arasid. S.Pd


PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang membina/mendidik kaum muda menjadi manusia berwatak, berkepribadian dan berahlak mulia. Sebagai wadah pendidikan yang melengkapi dan menguatkan pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah maka pendidikan dalam Gerakan Pramuka harus selaras dan saling melengkapi. Di era globalisasi saat ini persaingan dan peluang sudah menjadi satu kesatuan sehingga Gerakan Pramuka harus memiliki daya saing yang kuat agar menjadi pilihan utama dan pertama bagi generasi muda serta diminati masyarakat.
Gerakan Pramuka dalam melaksanakan pendidikannya menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang hasilnya (outcome) adalah anggota yang memiliki kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pendidikan adalah suatu proses yang di laksanakan dalam usaha untuk mengembangkan potensi peserta didik dan berlangsung seumur hidup serta dilaksanakan melalui jalur pendidikan Formal dan non Formal. Salah satu di antaranya adalah pendidikan dilaksanakan secara berkesinambungan dan berjenjang mulai dari SD dan Sederajat, SMP dan Sederajat, SMA dan Sederajat sampai dengan perguruan tinggi.
Pramuka adalah salah satu pendidikan yang sudah menjadi salah satu alternative dalam upaya membantu Pendidikan formal di sekolah. Meskipun merupakan pelajaran ekstra kulikuler, tetapi manfaat dan dukungan terhadap proses pendidikan Formal terasa sangat membantu, khususnya dalam bidang mental, kreatifitas dan kepemimpinan.
Dengan adanya kegiatan latihan Pramuka, diharapkan Siswa dapat lebih merasakan manfaat dan pentingnya keterampilan dan kepemimpinan dalam menghadapi proses hidup dan kehidupan.
gerakan pramuka dalam perkembangannya berupayamemenuhi standar kurukulum pendidikan berupa syarat kecakapan, baik kecakapan umum maupun kecakapan khusus mengikuti area pengembangan individu. gerakan pramuka mengidentifikasi area pengembangan terbagi menjadi 5 area pengembangan yang terdiri atas :

1.      Area pengembangan Spiritual
2.      Area pengembangan Emosional
3.      Area pengembangan Sosial
4.      Area pengembangan Intelektual
5.      Area pengembangan Fisik
Sistim Tanda Kecakapan adalah salah satu metode kepramukaan untuk mendorong dan merangsang Pramuka Siaga agar memiliki kecakapan dalam pengembangan pribadinya. Tanda Kecakapan bukan merupakan tujuan tapi merupakan alat untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Di dalam sistem ini terdapat dua kecakapan yaitu Syarat dan Tanda  Kecakapan Umum serta Syarat dan Tanda Kecakapan Khusus . Untuk dapat memiliki kecakapan tersebut, setiap Pramuka wajib menyelesaikan Syaratsyarat  Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat-syarat Kecakapan Khusus (SKK). Syarat-syarat dan Tanda Kecakapan disusun berdasarkan golongan usia peserta didik.
Agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan tertib, lancar dan mencapai tujuan yang di tetapkan serta selaras dengan fungsinya, maka kami menyusun program kerja Kegiatan Pelantikan Calon anggota Penggalang Ramu, Rakit dan terap sebagai bahan pedoman dalam kegiatan.

B.     DASAR HUKUM
Penyusunan program kegiatan Gudep SMPN 3 Malangbong tahun pelajaran 2012-2013 antara lain berlandaskan:
1.    Undang Undang RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.    Undang-undang No : 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
3.    Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 041 tahun 1995, tentang petunjuk penyelenggaraan Gugus depan Gerakan pramuka.
4.    Surat mentri pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 3282/MPK/84 tanggal 11 April 1894, perihal Peningkatan Usaha Pendidikan/ Pembinaan kePramukaan.
5.    Presiden RI Nomor : 24 tahun 2009 tentang pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
6.    Keputusan Ketua kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 203 tahun 2009 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
7.    Surat keputusan ketua kwarnas no 198 tahun 2011 tentang Syarat kecakapan Umum



  1. TUJUAN
Upacara pelantikan merupakan serangkaian acara dalam rangka memberikan pengakuan  dan pengesahan terhadap seorang pramuka atas prestasi yang di capainya.
Upacara pelantikan bertujuan agar para pramuka yang dilantik mendapat kesan yang mendalam dan membuka hatinya untuk dapat menerima pengaruh  pembinanya dalam upaya membentuk manusia yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, peduli pada tanah air, bangsa dan masyarakat, alam lingkungan serta peduli pada dirinya sendiri dengan berpedoman pada satya dan dan darma pramuka.
Setelah selesai tugas dan kewajiban menyelesaikan SKU dengan baik, para pramuka perlu mendapat pengakuan dan pengesahan dari lingkungannya dengan melewati upacara pelantikan
·         Tujuan Umum
ü  Melatih kepemimpinan bagi siswa,
ü  Memiliki rasa persatuan diantara teman-temannya, sehingga tercipta kebersamaan
ü  Memiliki keterampilan yang baik dalam menghadapi hidup dan kehidupan.
·         Tujuan Khusus
ü  Membantu siswa baru untuk menyatu dan berpartisipasi dengan lingkungan.
ü  Menghantarkan siswa agar mengetahui hak dan kewajiban masing-masing serta mampu bertanggung jawab dalam kehidupan di masyarakat.
ü  Membantu siswa agar memahami kehidupan yang sesungguhnya di masyarakat.
ü  Mendorong siswa untuk aktif menambah pengetahuan dan pemahaman melalui pengalaman di lingkungan masyarakat.
ü  Membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan dan kreatifitas serta
ü  Memberdayakan siswa sesuai dengan bakat dan minat
ü  Pemberian penghargaan terhadap Siswa berupa kenaikan tingkat keanggotaan.
D.     Nama Kegiatan
“ PELANTIKAN PENGALANG RAMU, RAKIT DAN TERAP “
E.      Sasaran
Dalam kegiatan Pelatikan kenaikan tingkat sasarannya adalah :
a.       Calon anggota Penggalang Ramu = 69 Orang
b.      Calon anggota Penggalang Rakit  = 28 Orang
c.       Calon anggota Penggalang Terap = 20 Orang
(Yang telah memenuhi syarat, sesuai dengan Syarat Kecakapan Umum)
d.      Panitia Dewan Penggalang = 15 Orang
F.      Kepanitiaan
Penagung Jawab        : Ukun Kusnadi. S.Pd ( Pembina Kesiswaan)
Pembina Gudep         : Atep Arasid S.Pd
Ketua Pelaksana        : Umar Nurrohman
Sekretaris                   : Rizal Efendi
Bendahara                 : Laras Siti Fauziah
Anggota                      : Jaja Nurjaman
Keamanan                  : Seluruh anggota DKP
  1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan ini insya aalloh akan dilaksanakan pada :
Tempat Pelaksanaan :
Hari             : Sabtu s/d Minggu
Tanggal      : 14– 15 November 2015
Tempat       :  SMP Negeri 3 Malangbong






  1. Rencana Anggaran
ü  Dana Bos kegiatan Kesiswaan SMPN 3 Malangbong
ü  Dengan Rincian Sebagai Berikut :
Dana BOS Anggaran Kesiswaan Rp. 500.000.-
Distribusi Pengeluaran :
*      Konsumsi Pembina                          : 250.000.-
*      P3K                                                     :  50.000.-
*      Program dan Dokumentasi              :  50.000.-
*      Uang lelah Pembina                          : 150.000.-
Jumlah                                                : 500.000.-















PENUTUP
Alhamdulilah segala puji kami panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan Hidayah, Inayah dan TaopikNya sehingga kami dapat menyelesaikan rencana kegiatan pelantikan Pramuka dalam bentuk Program Kerja pelantikan Penggalang Ramu,Rakit dan Terap.
Dalam pendahuluan telah diuraikan latar belakang, dasar hukum, Tujuan dan sasaran program kerja Gudep SMP Negeri 3 Malangbong. Selanjutnya di uraikan bahwa “pendidikan adalah suatu proses yang dilaksanakan dalam usaha untuk mengembangkan potensi peserta didik dan berlangsung seumur hidup serta dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal dan non formal”. Dalam perindukan Penggalang.
Terwujudnya Program Kerja Kegiatan Pelantikan ini berkat dukungan dan bantuan semua pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, semoga mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Mudah-mudahan Program Kerja ini dapat terrealisasikan dengan baik dan dapat dijadikan laporan pertanggungjawaban  Madrasah kepada orang tua, masyarakat dan Negara dalam rangka ikut serta membangun bangsa Indonesia yang beriman, bertaqwa, cerdas, berbakat dan terampil.
         Malangbong,  12  November  2015
Pembina Gudep,


Atep Arasid. .S.Pd

Ketua Pelaksana,


Umar Nurrohman
Menyetujui,
Kak Mabigus SMPN 3 Malangbong




H. MAMAT. S.Pd
NIP. 195603121979031008









K E P U T U S A N
KEPALA SMPN 3 MALANGBONG
NOMOR :..............................................

TENTANG

PEMBAGIAN TUGAS GURU DALAM TUGAS TERTENTU DI SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
 


KEPALA SMPN 3  MALANGBONG

Menimbang
:
Dalam rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan program gugus depan khususnya kegiatan pelantikan kenaikan tingkat anggota penggalang pramuka   di SMPN 3  Malangbong, maka perlu mengadakan pembagian tugas guru dalam kepanitian kegiatan perkemahan.
Mengingat
:
1.    Undang Undang RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.    Undang-undang No : 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
3.    Surat keputusan ketua kwarnas no 198 tahun 2011 tentang Syarat kecakapan Umum
4.    Keputusan Ketua kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 203 tahun 2009 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
MEMUTUSKAN
Menetapkan  :
PERTAMA
:
Pembagian tugas guru dalam dalam kepanitian  kegiatan pelantikan kenaikan tingkat anggota penggalang pramuka   di SMPN 3  Malangbong Tahun Pelajaran 2015/2016 seperti tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA
:
Masing-masing guru melaporkan pelaksanaan tugasnya secara tertulis dan berkala kepada Kepala Madrasah
KETIGA
:
Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini, dibebankan kepada anggaran yang sesuai
KEEMPAT
:
Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
KELIMA
:
Keputusan ini mulai berkalu sejak tanggal ditetapkan.





Ditertapkan di   : Malangbong
Pada tanggal    : ......November 2015
Kepala Sekolah,




H. MAMAT S.Pd
NIP. 195603121979031008





LAMPIRAN I    :  KEPUTUSAN KEPALA SMPN 3 MALANGBONG
Nomor    :
Tangggal:


PEMBAGIAN TUGAS GURU DALAM KEPANITIAAN
PELANTIKAN PENGGALANG RAMU RAKIT DAN TERAP
Tanggal .........................................................
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
 



a)       Penagung Jawab                : Ukun Kusnadi. S.Pd ( Pembina Kesiswaan)
b)       Pembina Gudep                 : Atep Arasid S.Pd
c)       Ketua Pelaksana                : Umar Nurrohman
d)       Sekretaris                              : Rizal Efendi
e)       Bendahara                            : Laras Siti Fauziah
f)         Anggota                                 : Jaja Nurjaman
g)       Keamanan                            : Seluruh anggota DKP

Ditertapkan di   : Malangbong
Pada tanggal    : ......November 2015
Kepala Sekolah,




H. MAMAT S.Pd
NIP. 195603121979031008



Letak Wilayah dan Pengaruhnya Bagi Keadaan Alam Indonesia

A.      Letak Wilayah dan Pengaruhnya Bagi Keadaan Alam Indonesia
1.       Letak Astronomis
Letak astronomis adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang  dan garis bujurnya. Garis lintang adalah garis khayal yang melintang melingkari bumi. Garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Secara astronomis, Indonesia terletak antara 95O BT - 141O BT dan 6O LU - 11O LS. Dengan letak astronomis tersebut,  indonesia termasuk ke dalam wilayah tropis. Wilayah tropis dibatasi oleh lintang 23,5O LU dan 23,5O LS. Keadaan suhu di daerah tropis berbeda dengan suhu di negara-negara yang terletak pada lintang sedang dengan empat musim, yaitu musim dingin, semi, panas, dan gugur. Pada musim dingin, udara sangat dingin sampai mencapai puluhan derajat di bawah nol celsius, sehingga diperlukan penghangat ruangan
2.       Letak Geografis
Letak geografis adalah letak suatu negara di permukaan bumi. Secara geografis, Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra. Benua yang mengapit Indonesia adalah Benua Asia yang terletak di sebelah utara Indonesia dan Benua Australia yang terletak di sebelah
selatan Indonesia. Samudra yang mengapit Indonesia adalah Samudra Pasifik di sebelah timur Indonesia dan Samudra Hindia di sebelah barat Indonesia. Wilayah Indonesia juga berbatasan dengan sejumlah wilayah. Batasbatas wilayah Indonesia dengan wilayah lainnya adalah seperti berikut.
       Di sebelah utara, Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Palau, Filipina dan Laut Cina Selatan.
       Di sebelah selatan, Indonesia berbatasan dengan Timor Leste, Australia, dan Samudra Hindia.
       Di sebelah barat, Indonesia berbatasan dengan Samudra Hindia.
       Di sebelah timur, Indonesia berbatasan dengan Papua Nugini dan Samudra Pasifik.
Apa manfaat letak geografis bagi Indonesia? Letak geografis Indonesia sangat strategis karena menjadi jalur lalu lintas perdagangan dunia antara negara-negara dari Asia Timur dengan negara-negara di Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan India. Kapal-kapal dagang yang mengangkut berbagai komoditas dari China, Jepang, dan negara-negara lainnya melewati Indonesia menuju negara-negara tujuan di Eropa. Indonesia juga dilewati jalur perdagangan dari Asia ke arah Australia dan Selandia Baru.
Letak geografis memberi pengaruh bagi Indonesia, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya. Karena menjadi jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia, bangsa Indonesia telah lama menjalin interaksi sosial dengan bangsa lain. Interaksi sosial melalui perdagangan tersebut kemudian menjadi jalan bagi masuknya berbagai agama ke Indonesia, seperti Islam, Hindu, Buddha, Kristen, dan lain-lain. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam menjual berbagai komoditas atau hasil bumi seperti kayu cendana, pala, lada, cengkih, dan hasil perkebunan lainnya. Sementara negara-negara lain seperti India dan Cina menjual berbagai produk barang seperti kain dan tenunan halus, porselen, dan lain-lain ke Indonesia.
Manfaat letak geografis Indonesia juga memberi dampak yang  merugikan. Budaya dari negara lain yang tidak selalu sesuai dengan budaya Indonesia kemudian masuk dan memengaruhi kehidupan budaya bangsa Indonesia, misalnya pergaulan bebas, kesantunan, dan lain-lain. Selain itu, Indonesia juga rentan terhadap masuknya barang-barang terlarang, misalnya narkoba, dan barang-barang selundupan lainnya.
B.      Keadaan Alam Indonesia
Alam Indonesia dikenal sangat indah dan kaya akan berbagai sumber daya alam.
Keadaan alam Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu keadaan fisik wilayah serta keadaan flora dan fauna. Keadaan fisik wilayah terdiri atas keadaan iklim dan keadaan bentuk permukaan bumi (kondisi fisografis) yang kemudian akan menentukan jenis tanahnya.
Sementara keadaan flora dan fauna menyangkut jenis keragaman dan sebarannya.

Keadaan Iklim Indonesia
Letak astronomis Indonesia yang berada di wilayah tropis membuat Indonesia beriklim tropis. Apa yang menjadi ciri iklim di daerah tropis? Ciri iklim tropis adalah suhu udara yang tinggi sepanjang tahun, dengan rata-rata tidak kurang dari 18O C, yaitu sekitar 27O C. Di daerah tropis, tidak ada perbedaan yang jauh atau berarti antara suhu pada musim hujan dan suhu pada musim kemarau.
Suhu pada musim dingin dapat mencapai sekitar -20O C atau lebih, sedangkan pada saat musim panas dapat mencapai sekitar 40O C atau lebih.
Ciri daerah tropis lainnya adalah lama siang dan lama malam hampir sama yaitu sekitar 12 jam siang dan 12 jam malam. Secara umum, keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim, yaitu iklim musim, iklim laut, dan iklim panas. Gambaran tentang ketiga jenis iklim tersebut adalah seperti berikut.
1.       Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap periode waktu tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam bulan.
2.       Iklim laut, terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang luas sehingga banyak menimbulkan penguapan dan akhirnya mengakibatkanterjadinya hujan.
3.       Iklim panas, terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis. Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia
Hal yang menarik bagi Indonesia adalah terjadinya angin muson. Angin muson adalah angin yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara samudra dan benua. Pada saat samudra menerima penyinaran matahari, diperlukan waktu yang lebih lama untuk memanaskan samudra. Sementara itu, benua lebih cepat menerima panas. Akibatnya, samudra bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan benua, maka bergeraklah udara dari samudra ke benua
Pada saat musim hujan di Indonesia (Oktober sampai April), angin muson yang bergerak dari Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia dibelokkan oleh gaya corioli sehingga berubah arahnya menjadi angin barat atau disebut angin muson barat. Pada saat bergerak menuju wilayah Indonesia, angin muson dari Samudra Pasifik telah membawa banyak uap air sehingga diturunkan sebagai hujan di Indonesia.
Peristiwa sebaliknya terjadi pada saat musim kemarau (Mei sampai September). Pada saat itu, angin muson dari Benua Australia atau disebut angin timur yang bertekanan maksimun bergerak menuju Benua Asia yang bertekanan minimum melalui wilayah Indonesia. Karena Benua Australia sekitar 2/3 wilayahnya berupa gurun, udara yang bergerak tadi relatif sedikit uap air yang dikandungnya. Selain itu, udara tadi hanya melewati wilayah lautan yang sempit antara Australia dan Indonesia sehingga sedikit pula uap yang dikandungnya. Pada saat itu, di Indonesia terjadi musim kemarau
 



































  1. Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia
Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil. Jumlah pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya lebih luas daripada wilayah daratannya.
Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan. Sebaran dari bentuk muka bumi Indonesia tersebut dapat dilihat pada peta sebaran bentuk muka bumi atau peta fisiografi Indonesi
Pada peta fisiografi, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai dataran rendah sampai pegunungan. Untuk membaca peta tersebut, perhatikanlah legenda atau keterangan peta. Simbol berwarna kuning menunjukkan dataran rendah, warna hijau menunjukkan daerah perbukitan, warna cokelat menunjukkan pegunungan Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan pola aktivitas penduduk yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya.
Adapun gambaran tentang keadaan muka bumi Indonesia dan aktivitas penduduknya adalah sebagai berikut.
a.      Dataran Rendah
Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas permukiman dan pertanian. Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian dalam skala luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk memanfaatkan lahan dataran rendah untuk menanam padi, sehingga pulau Jawa menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia.
Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu seperti berikut.
1)      Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya.
2)      Di daerah dataran rendah, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa tanah hasil endapan yang subur atau disebut tanah alluvial.
3)      Dataran rendah dekat dengan pantai, sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan.
4)      Daerah dataran rendah memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Aktivitas pertanian di dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.
Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai.
Bencana banjir memiliki beberapa tanda yang dapat kita lihat. Secara umum, tanda-tanda tersebut antara lain sebagai berikut :
1)      Terjadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi tanpa disertai dengan proses infiltrasi/penyerapan yang baik.
2)      Air melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap dan menggenangi daerah sekitarnya.
3)      Air yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir  dengan baik karena saluran drainase yang ada tidak berfungsi dengan baik sehingga air tersumbat dan tidak dapat mengalir dengan baik.
4)      Air tidak menyerap ke dalam tanah karena berkurangnya vegetasi sebagai penyerap atau penyimpan a i r Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan laut.
Di daerah pantai, ancaman bencana yang mengancam penduduk adalah tsunami. Potensi bencana yang juga mengancam daerah pantai adalah Gempa
b.      Bukit dan Perbukitan
Bukit adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti halnya gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.
Aktivitas pertanian di daerah perbukitan, pada umumnya pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah pindah seperti di Kalimantan.
Tanaman yang ditanam umumnya adalah umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi
c.       Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti halnya di dataran rendah. Aktivitas pertanian juga berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran.  Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe.

Tugas Mencatat Kelas 7
d.      Gunung dan Pegunungan
Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang dalam bentuk puncak-puncak dengan ketinggian 600 meter diatas permukaan laut. Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.
Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus.
Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi
Walaupun tidak semua gunung berapi merupakan gunung berapi yang aktif, namun kamu perlu mengenal tanda-tanda akan meletusnya gunung berapi, seperti berikut:
1.      Suhu sekitar kawah naik.
2.      Sumber air banyak yang mengering.
3.      Sering terasa adanya gempa bumi (vulkanik).
4.      Binatang yang ada di atas gunung banyak yang berpindahmenuruni lereng karena terasa panas.
5.      Sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung.
2.      Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia
Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna (keanekaragaman hayati) yang sangat besar. Bahkan, keanekaragaman hayati Indonesia termasuk tiga besar di dunia bersama-sama dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan, pada tahun 1999 jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000 spesies yang sudah teridentifikasi dan jumlah spesies hewan mencapai 2.215 spesies
Flora di Indonesia ternyata dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Indo-Malayan dan Indo-Australian. Kelompok Indo-Malayan meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
Fauna Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga corak yang berbeda, yaitu fauna bagian barat, tengah, dan timur. Garis yang memisahkan fauna Indonesia bagian Barat dan Tengah dinamakan garis Wallace, sedangkan garis yang memisahkan fauna Indonesia bagian Tengah dan Timur dinamakan Garis Weber.

KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PRAAKSARA,
HINDU-BUDDHA DAN ISLAM.

1.    Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara.
Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dapat dibagi ke dalam tiga masa, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian
a.       Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Kehidupan manusia masa berburu dan mengumpulkan makanan, dari sejak Pithecanthropus sampai dengan Homo sapiens sangat bergantung pada kondisi alam. Mereka tinggal di padang rumput dengan semak belukar yang letaknya berdekatan dengan sungai. Mereka bertempat tinggal di dalam gua-gua yang tidak jauh dari sumber air, atau di dekat sungai yang terdapat sumber makanan seperti ikan, kerang, dan siput.
Ada dua hal yang penting dalam sistem hidup manusia Praaksara (masa berburu dan mengumpulkan makanan) yaitu membuat alat-alat dari batu yang masih kasar, tulang, dan kayu disesuaikan dengan keperluannya, seperti kapak perimbas, alat-alat serpih, dan kapak genggam.
Sesuai dengan mata pencahariannya, manusia Praaksara tidak mempunyai tempat tinggal tetap, tetapi selalu berpindah-pindah (nomaden) mencari tempattempat yang banyak bahan makanan. Tempat yang mereka pilih di sekitar padang rumput yang sering dilalui binatang buruan, di dekat danau atau sungai, dan di tepi pantai.
b.      Masa Bercocok Tanam
Masa bercocok tanam adalah masa ketika manusia mulai memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara memanfaatkan hutan belukar untuk dijadikan ladang. Masa bercocok tanam terjadi ketika cara hidup berburu dan mengumpulkan bahan makanan ditinggalkan. Pada masa ini, mereka mulai hidup menetap di suatu tempat. Manusia Praaksara yang hidup pada masa bercocok tanam adalah Homo sapiens, baik itu ras Mongoloid maupun ras Austromelanesoid.

c.       Masa Perundagian
Masa perundagian merupakan masa akhir Prasejarah di Indonesia. Menurut R.P. Soejono, kata perundagian berasal dari bahasa Bali: undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan gerabah, perhiasan kayu, sampan, dan batu
Manusia Praaksara yang hidup pada masa perundagian adalah ras Australomelanesoid dan Mongoloid. Kehidupan masyarakat pada masa perundagian ditandai dengan dikenalnya pengolahan logam

2.      Kehidupan Masyarakat Masa Hindu dan Buddha
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat  dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain seperti berikut.
a.       Bidang Keagamaan
Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, di Indonesia telah berkembang kepercayaan yang berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat animisme dan dinamisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib
b.      Bidang Politik
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu- Buddha
c.       Bidang Sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta, yaitu: Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit)
d.      Bidang Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
e.       Bidang Sastra dan Bahasa
Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia
f.       Bidang Arsitektur
Punden berundak merupakan salah satu arsitektur Zaman Megalitikum. Begitu pula fungsi candi di Indonesia, candi bukan sekadar tempat untuk memuja dewa-dewa seperti di India, tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya
3. Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam
Masuknya Islam berpengaruh besar pada masyarakat Indonesia. Kebudayaan Islam terus berkembang sampai sekarang. Pengaruh kebudayaan Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara lain pada bidang-bidang berikut.
a.       Bidang Politik
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang bercorak Hindu-Buddha. Tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lainnya. Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali. Jika rajanya meninggal, tidak dimakamkan di candi tetapi dimakamkan secara Islam.
b.      Bidang Sosial
Kebudayaan Islam tidak menerapkan aturan kasta seperti kebudayaan Hindu. Pengaruh Islam yang berkembang pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan
aturan kasta mulai pudar di masyarakat.


Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai pada tahun 78 M. Dalam kalender Saka ini, ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage, dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).
c.       Bidang Pendidikan
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya, pesantren telah berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah menjadi pendidikan Islam. Pesantren adalah sebuah asrama tradisional pendidikan Islam.
d.       Bidang Sastra dan Bahasa
Persebaran bahasa Arab lebih cepat daripada persebaran bahasa Sanskerta karena dalam Islam tak ada pengkastaan. Semua orang dari raja hingga rakyat jelata dapat mempelajari bahasa Arab. Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di daerah Leran Gresik, yang diduga makam salah seorang bangsawan Majapahit yang telah masuk Islam.
Bentuk karya sastra yang berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Islam di antaranya sebagai berikut.
  1. Hikayat, cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Contoh hikayat yang terkenal adalah Hikayat Amir Hamzah.
  2. Babad, kisah pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.
  3. Suluk, kitab yang membentangkan soal-soal tasawuf contohnya Suluk Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang, dan lainnya.
  4. Syair, seperti Syair Abdul Muluk dan Gurindam Dua Belas.
e.       Bidang Arsitektur dan Kesenian
Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid dan istana. Ada
perbedaan antara masjid- masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam ke Indonesia dan masjid yang ada di Timur Tengah. Masjid di Indonesia tidak memiliki kubah di puncak bangunan. Kubah digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun. Jumlah atap tumpang itu selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa dengan arsitektur Hindu. Contohnya, Masjid Demak dan Masjid Banten. Islam juga memperkenalkan seni kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis aksara indah yang merupakan kata atau kalimat. Kaligrafi ada yang berwujud gambar binatang atau manusia (hanya bentuk siluetnya). Ada pula yang berbentuk aksara yang diperindah. Teks-teks dari Al-Quran merupakan tema yang sering dituangkan dalam seni kaligrafi ini.

Konektivitas Antar-Ruang dan Waktu
  1. Aspek Ruang
Menurut (Sumaatmadja, 1981), ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian. Bayangkan jika kamu berada di sebuah ruang, misalnya ruang kelas. Ruang kelas tersebut tidak hanya lantai, tetapi juga ada udara, langit-langit/plafon ruangan, dan lain-lain. Demikian halnya dengan ruang permukaan bumi, yang tidak hanya sebatas tanah yang kita injak, tetapi ada udara, air, batuan, tumbuhan, hewan, dan lain-lain.
Ruang tidak hanya sebatas udara yang bersentuhan dengan permukaan bumi, tetapi juga lapisan atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan bumi. Ruang juga mencakup perairan yang ada di permukaan bumi (laut, sungai, dan danau) dan di bawah permukaan bumi (air tanah) sampai kedalaman tertentu. Ruang juga mencakup lapisan tanah dan batuan sampai pada lapisan tertentu yang menjadi sumber daya bagi kehidupan. Berbagai organisme atau makhluk hidup juga merupakan bagian dari ruang. Dengan demikian, batas ruang dapat diartikan sebagai tempat dan unsur-unsur lainnya yang memengaruhi kehidupan di permukaan bumi.
Agar kamu mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang konektivitas antar ruang, perhatikanlah contoh  berikut ini : Penduduk kota menghasilkan berbagai produk industri, seperti pakaian, kendaraan, barang-barang elektronik, dan lain-lain. Penduduk desa tidak menghasilkan produk-produk tersebut sehingga mereka pergi ke kota untuk memperoleh barang-barang tersebut. Sebaliknya, penduduk kota tidak menghasilkan bahan pangan sehingga mereka memperolehnya dari penduduk desa. Akibatnya, ada aliran barang dari kota ke desa dan aliran bahan makanan dari desa ke kota.
  1. Aspek Waktu
Waktu dapat dipahami sebagai kesatuan waktu seperti, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, abad, dan seterusnya. Waktu terus bergerak maju yaitu dari masa lalu ke masa depan. Kita tidak dapat mengendalikan waktu karena tidak ada manusia yang dapat melangkah mundur ke masa lalu atau melompat maju ke masa

depan. 

Dokumen Kurikulum MTs ma`arif 4 Malangbong tahun 2024 - 2025

  BAB I PENDAHULUAN   1.1.   LATAR BELAKANG (DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN KTSP) Perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, ...